Minggu, 15 Oktober 2017

materi fikh kelas 3 MI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang yang beriman kepada Allah SWT. Dalam menjalankan kewajiban kepada Allah kita diberikan pedoman dalam menjalankan segala perintahnya, salah satu pegangan kita adalah ilmu fikh yang dijadikan landasan untuk menjalankan ibadah kepada Allah. Fikh hadir sebagai aturan atau tata tertib bagaiman menjalankan kewajiban. Melalui pembelajaran fikh kelas III MI diharapkan bisa memberikan pengetahuan dasar kepada anak didik sebagai bekal dalam menjalankan perintah Allah SWT.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu salat sunah rawatib ?
2.      Apa pengertian salat jum’at ?
3.      Bagaimana salat bagi orang yang sakit ?
4.      Apa pengertian puasa ?
5.      Apa pengertian salat tarawih dan witir ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian salat sunah rawatib
2.      Untuk mengetahui pengertian salat jum’at
3.      Untuk mengetahui bagaimana tata cara salat orang yang sakit
4.      Untuk mengetahui pengertian puasa
5.      Untuk mengetahui pengertian salat tarawih dan witir


BAB II
PEMBAHASAN

Semester 1
Pelajaran 1 Salat Sunah Rawatib
Standar Kompetensi :
Menegenal shalat sunah Rawatib
Kompetensi Dasar:
Mejelaskan ketentuan salat sunah rawatib.
Mempraktikkan tata cara salat sunah rawatib.

A.     Pengertian salat sunah rawatib
Salat sunah rawatib adalah salat sunah yang mengiringi salat fardu. Maksudnya, salat sunat rawatib yang  dikerjakan sebelum salat fardu. Salat sunah rawatib yang dikerjakkan sebelum salat fardu disebut salat sunah Qabliyah. Sedangkan salat sunah Rawatib yang dikerjakkan sesudah salat fardu dinamakan salat sunat Ba’diyah.

B. Waktu dan bilangan rakaat salat Sunah Rawatib
Waktu melaksanakan salat sunah Rawatib yaitu ketika masuk waktu salat fardu. Salat sunah Rawatib dikerjakkan beriringan dengan salat fardu. Salat sunah Rawatib ada yang muakkad (sangat penting) dan ada pula gairu muakkad ( kurang penting ) adapun bilang rakaat salat sunah Rawati yang muakkad (sangat penting) adalah sebagai berikut:
            1.      Dua rakaat sebelum salat subuh
            2.      Dua rakaat salat zuhur
            3.      Dua rakaat sesudah salat zuhur
            4.      Dua rakaat sesudah salat magrib
            5.      Dua rakaat sesudah salat isya

   Sedangkan bilangan rakaat salat sunah rawatib yang gairu muakkad ialah:
            1.      dua rakaat sebelum dan sesudah salat zuhur (dilakukan setelah salat sunah Rawatib muakkad)
            2.      Empat rakaat sebelum salat asar
            3.      Dua rakaat sebelum salat magrib

C. Melaksanakan Salat Sunah Rawatib
Cara melaksanakan salat sunah rawatib sama seperti kita melaksanakan salat fardu.

D. Keutamaan salat sunah Rawatib
            1.      Orang yang biasa melaksanakan salat sunah rawatib akan terhindar dari api neraka.
            2.      Orang yang biasa melaksanakan salat sunah rawatib akan senantiasa mendapat Allah

Pelajaran 2 Salat Jumat
Standar Kompetensi :
mengenal salat jumat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal ketentuan salat jumat
Membiasakan mengikuti salat jumat

A.    Arti salat jumat
Salat jumat dilaksanakan pada waktu zuhur dan dikerjakan seminggu sekali. Waktu salat jumat sama seperti waktu salat zuhur , yaitu dimulai setelah matahari tergelincir ke barat atau kira-kira pukul 12.00 siang.
Dalam salat jumat ada khotbah. Khotbah artinya pidato yang berisi nasihat untuk berbuat baik. Orang yang berkhotbah pada waktu salat jumat disebut khatib.
Selama khatib berkhotbah, para jamaah tidak boleh berbicara. Para jamaah harus mendengarkan nasihat-nasihat yang disampaikan khatib. Salat jumat dimulai setelah khatib selesai berkhotbah. Salat jumat dilakukan sebanyak dua rakaat.
B.     Amalan sunah sebelum salat jumat
Sebelum melaksanakan salat jumat, ada beberapa amalan sunah yang sebaiknya dikerjakan. Amalan sunah tersebut  antara lain
1.      Mandi yang bersih disertai niat akan menunaikan salat jumat.
2.      Membersihkan gigi.
3.      Membersihkan kepala ( keramas ).
4.      Memakai pakaian yang terbaik dan bersih .
5.      Memakai pengharum atau wewangian.
6.      Memotong kuku.
7.      Diutamakan datang ke masjid lebih awal, sebelum khatib naik mimbar.
8.      Salat sunah tahiyatul masjid sebelum duduk di masjid.
9.      Mendengarkan khatib berkhotbah.
C.    Hukum sholat jum’at
Hukum sholat jum’at adalah fardu ‘ain. Fardu ‘ain artinya sholat jum’at wajib bagi setiap muslim laki-laki yang sudah balig (dewasa) dan berakal sehat. Orang –orang yang lupa, tertidur, dalam perjalanan, perempuan, dan orang-orang yang tidak sempat salat jum’at secara bersama tetap wajib salat. Mereka tetap berkewajiban melaksanakan salat zuhur.
Berikut ini adalah yang diwajibkan untuk salat jum’at, yaitu:
1.      Orang islam
2.      Laki-laki
3.      Balig
4.      Merdeka, artinya bukan budak
5.      Berakal sehat
Selain itu, ada orang yang tidak wajib salat jum’at, yaitu perempuan. Begitu juga ada yang boleh meninggalkan salat jum’at karena kondisi- kondisi tertentu, misalnya sedang sakit, sedang dalam perjalanan, sedang ada bahaya besar, seperti hujan badai, angin topan, dan banjir.
Syarat sah salat jum’at adalah sebagai berikut:
1.Wajib dikerjakan oleh orang-orang yang menetap disuatu kota/desa
2.Wajib dikerjakan bersama-sama (berjamaah)
3.Waktunya pada hari jum’at, setelah masuk salat zuhur
4.Sebelum salat jum’at dibacakan khutbah
5.Salat jum’at hanya dua rakaat
Pelajaran 3 Shalat bagi Orang Sakit
Standar Kompetensi
Mengenal tata cara shalat bagi orang yang sakit
Kompetensi Dasar
Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit
Mendemonstrasikan cara shalat dalam keadaan sakit
A.      Salat bagi Orang yang Tidak Mampu Berdiri
Salat merupakan salah satu cara bagi hamba Allah SWT untuk berhubungan dengan Allah SWT. Ini artinya keadaan apa pun kita harus melakukan salat. Misalnya dalam keadaan sakit, bepergian, dan peperangan kita harus tetap salat.
Bila orang sakit masih mampu berdiri, hendaklah shalat dengan berdiri. Apabila ia tidak mampu berdiri, ia dapat shalat dengan cara duduk. Demikian pula selanjutnya. Bila ia tidak mampu shalat dengan cara duduk, ia dapat melakukan dengan cara berbaring.
Bacaan shalat dengan cara duduk atau berbaring sama seperti bacaan shalat dengan cara berdiri.
Berikut ini akan diuraikan cara shalat bagai orang yang tidak mampu berdiri (cara shalat dengan duduk):
1.      Berniat sesuai shalat yang akan dikerjakan, kemudian membaca takbiratul ihram (Allahu Akbar) sambil mengankat kedua tangan.
2.      Setelah takbiratul ihram, kedua tangan bersedekap di atas dada. Dilanjutkan membaca do’a iftitah, Surah Al-Fatihah, dan surah dalam Al-Qur’an yang pendek.
3.      Kemudian rukuk dengan membungkukkan badan. Adapun bacaan rukuk adalah sebagaimana bacaan rukuk dalam shalat dengan cara berdiri.
4.      Setelah rukuk dilanjutkan dengan iktidal, yaitu duduk kembali seperti semula. Bacaannya sama sebagaimana bacaan dalam shalat biasa.
5.      Kemudian sujud, seperti sujud biasa. Bacaannya sama sebagaimana bacaan sujud pada saat shalat dengan cara berdiri. Demikian seterusnya dilanjutkan gerakan dan bacaan shalat hingga salam sesuai dengan jumlah rakaat shalat yang diniatkan
B.       Salat bagi Orang yang Tidak Mampu Duduk
Bagi orang yang tidak mampu duduk, boleh melakukan shalat denga berbaring. Bila dengan cara berbaring juga tidak mampu, boleh melakukan shalat dengan cara terlentang.
1.      Cara Shalat dengan Berbaring
a.          Berbaringlah dengan posisi miring. Kaki membujur ke arah selatan. Kepala berada di sebelah utara.
b.         Hadapkan Wajah ke arah kiblat. Awalilah shalat dengan niat dan mengucapkan takbiratul ihram. Selanjutnya, bacalah doa iftitah, Surah Al-fatihah, dan surah pendek dalam Al-Qur’an. Setelah membaca ketiga bacaan tersebut, lanjutkan dengan herakan rukuk.
c.          Gerakan ruku’ dan sujud cukup dengan menggunakan anggukan kepala atau dengan kedipan pelupuk mata. Bacaan dalam rukuk dan sujud sama dengan bacaan rukuk dan sujud dalam shalat dengan cara berdiri.
d.         Apabila semuanya tidak mampu dikerjakan, maka gunakanlah hati selama akal masih. Demikian seterusnya hingga salam.
2.      Cara Shalat dengan Terlentang
a.       Letakkan kepala di sebelah timur. Usahakanlah agar kepala diganjal dengan bantal sehingga wajah bisa menghadap ke arah kiblat. Kedua kaki diluruskan berada di sebelah barat.
b.      Kemudian berniat saya akan dikerjakan. Gerakan rukuk dan sujud cukup dengan melakukan isyarat kedipan mata. Apabila tidak mampu melakukan isyarat kedipan mata boleh menggunakan hati. Bacaan-bacaan dalam shalat dengan berbaring sama seperti bacaan shalat dengan cara berdiri.
c.       Lakukan hingga salam.
C.    Praktik Shalat dalam Keadaan Sakit
Coba praktikkanlah shalat dalam keadaan sakit. Perhatikan gerakan dan bacaan shalat dalam keadaan sakit.
1.      Berwudulah sebelum melakukan shalat. Jika ada larangan memakai air maka bisa dengan tayamum (debu suci yang digunakan sebagai pengganti air)
2.      Praktikkan shalat dengan duduk, berbaring atau terlenteang. Ingatlah selalu arah kiblat untuk shalat dengan cara duduk, berbaring, atau terlentang.
3.      Berniat dan membaca takbiratul ihram .
4.      Membaca doa iftitah
5.      Membaca Surah Al-Fatihah
6.      Membaca surah atau ayat Al-Qur’an yang sudah dihafal
7.      Melakukan rukuk, sambil membaca tasbih.
8.      Melakukan iktidal sambil membaca bacaan iktidal.
9.      Melakukan sujud pertama sambil membaca tasbih
10.  Duduk antara dua sujud sambil membaca doa
11.  Melakukan sujud kedua
12.  Rakaat kedua sama seperti rakaat pertama
13.  Shalat yang 3 atau 4 rakaat, setelah 2 rakaat membaca tasyahud awal
14.  Setelah rakaat ketiga atau keempat membaca tasyahud akhir.
15.  Saat shalat diakhiri salam, dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri.

Pelajaran 4 Puasa Ramadan
Standar Kompetensi :
Menegenal puasa Ramadan
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan ketentuan puasa Ramadan
Menyebutkan hikmah puasa Ramadan
A.    Pengertian Puasa
Puasa atau saum menurut bahasa arab artinya menahan dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama islam, puasa berarti menahan diri dari minum, dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
B.     Macam- Macam Puasa
Puasa hukumnya bermacam- macam. Hukum puasa ada yang wajib, sunnah, makruh, dan ada juga yang haram. Oleh karena itu, kita kerjakan puasa yang wajib dan sunah, dan kita tinggalkan yang makruh dan haram.
1.Puasa wajib yaitu puasa yang wajib dikerjakan , seperti puasa pada bulan Ramadan, puasa nazar, dan puasa kifarat( karena bersumpah ).
2.Puasa sunah yaitu puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan, seperti puasa senin- kamis, puasa hari asyura, puasa enam hari bulan syawal, dan puasa arafah.
3.Puasa makruh yaitu puasa yang sebaiknya ditinggalakan, seperti puasa terus- menerus sepanjang tahun dengan tetap berbuka.
4.Puasa haram yaitu puasa yang dilarang untuk dikerjakan, seperti puasa pada dua hari raya idul fitri dan idul adha, dan puasa pada hari raya tasyrik yaitu tangggal 11, 12,13 zulhijjah.
C.    Syarat Dan Rukun Puasa
1.      Syarat sah dan wajib puasa
a.       Beragama slam
b.      Mumayyiz , yaitu dapat  yang baik dan yang buruk
c.       Suci dari darah haid dan nifas
d.      Dikerjakan pada waktu yang dibolehkan untuk berpuasa
Sedangkan syarat – syarat wajib untuk berpuasa adalah
a.       Beragam islam
b.      Berakal sehat
c.       Balig
d.      Kuat dan mampu melaksanakan puasa
e.       Mukim
f.       Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
2.      Rukun puasa
a.    Niat di malam hari
b.   Menahan diri dari segala yang membatalkan pusa, mulai dari terbit fajar (subuh) hingga terbenam matahari (magrib).
D.    Sunah Dalam Puasa
1.      Segera berpuasa bila  waktunya telah tiba
2.      Berbuka puasa dengan makanan manis atau dengan air putih
3.      Membaca doa pada waktu berbuka puasa
4.      Makan sahur sebelum terbit fajar
5.      Mengakhirkan makan sahur
6.      Memberi makan kepada orang yang berbuka puasa
7.      Memperbanyak sedekah selama berpuasa dan melanjutkannya di bulan- bulan lain
8.      Memperbanyak tadarus atau membaca Al-Qur’an, serta mempelajari arti dan maksudnya.
E.     Hal- Hal Yang Membatalkan Puasa
1.      Makan dan minum
2.      Muntah disengaja
3.      Bersenggama
4.      Haid
5.      Gila
6.      Keluar mani yang disengaja
F.     Orang Yang Boleh Tidak Puasa
1.      Orang yang sedang sakit
2.      Orang yang sedang dalam perjalanan
3.      Orang yang tua renta
4.      Orang yang hamil  dan menyusui
G.    Hikmah Puasa Ramadan
1.      Mendidk manusia untuk bersabar
2.      Meningkatkan derajat ketakwaan kepad Allah SWT
3.      Menyehatkan badan
4.      Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepad fakir miskin
5.      Puasa melindungi diri dari perbuatan keji dan mungkar

Pelajaran 5  Salat Tarawih dan Witir
Standar Kompetensi
Mengenal amalan-amalan di bulan Ramadhan
Kompetensi Dasar:
Melaksanakan salat Tarawih dan Witir
Menjelaskan ketentuan salat tarawih dan witir
Menjelaskan kleutamaan-keutamaan yang ada dibulan Ramadhan.

A. Salat Tarawih
1. Pengertian salat tarawih
Adalah salat sunah pada bulan ramadhan yang dilakukan setelah isya. Salat tarawih disebut juga dengan qiyamul ramadhan. Salat tarawih boleh dikerjakkan sendirian atau berkelompok.
Tarawih artinya santai karena dikerjakkan dalam waktu yang agak panjang. Hukum mengerjakkan salat tarawih adalah salat sunah muakkad baik bagi laki-laki maupun perempuan.
2.   Waktu melaksanakan salat tarawih
Waktu salat tarawih adalah sesudah salat isya sampai waktu fajar atau salat subuh. Salat tarawih dilaksanakan pada malam hari selama bulan ramadhan. Jumlah bilangan salat tarawih ada yang 20 raakaat dan ada delapan rakaat.
3.   Cara melaksanakan tarawih dan lafal niatanya
Cara mengerjakkan salat tarawih sama dengan mengerjakkan salat fardu. Perbedaan shalat tarawih dan shalat fardu antara lain terletak pada niat, waktu pelaksanaannya, dan bilangan rakaatnya.
     Berikut ini adalah cara mengerjakan shalat tarawih. Anatara lain:
a. Shalat tarawih 8 rakaat dikerjakan 2 rakaat satu kali salam sebanyak 4 kali. Kemudian diakhiri 3 rakaat Witir. Bisa juga dikerjakan 4 rakaat satu kali salam sebanyak 2 kali dan kemudian diakhiri 3 rakaat shalat witir.
b.Shalat tarawih 20 rakaat dikerjakan 2 rakaat satu kali salam sebanyak 10 kali, kemudian diakhiri 3 rakaan shalat witir.
Perlu kalian ingat, walaupun arti tarawih adalah santai, tetapi kalian tidak boleh mengerjakan shalat tarawih dengan main-main atau sambil bercanda.

B.  Shalat Witir
1. Pengertian shalat witir
Witir artinya ganjil. Shalat witir adalah shalat sunnah yang rakaatnya ganjil dan dilakukan pada malam hari (baik pada bulan ramadhan atau di luar bulan ramadhan). Hukum mengerjakan shalat Witir adalah sunnah.
2. Waktu dab Bilangan Rakaat Shalat Witir
Waktu shalat Witir adalah setelah shalat Isya. Pada bulan ramadhan, shalat Witir dikerjakan sesudah shalat tarawih sampai terbit fajar atau waktu shalat subuh. Jumlah shalat witir paling sedikit 1 (satu) rakaat dan paling banyak 11 (sebelas) rakaat.


3.  Cara Mengerjakan Shalat Witir dan Lafal Niatnya
Cara mengerjakan shalat witir adalah sebagai berikut:
a.       Berniat shalat witir.
b.      Bilangan rakaatnya ganjil
c.       Apabila dikerjakan 3 rakaat sekaligus, kita tidak perlu mengerjakan tahiat awal.

C.  Keutamaan Shalat Tarawih dan Witir
            Shalat Tarawih dan Witir memiliki beberapa keutamaan. Keutamaan itu antara lain:
1.      Melatih kedisiplinan dalam shalat
2.      Melatih kesabaran dalam kegiatan sehari-hari
3.      Melatih bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada Allah SWT.
4.      Termasuk golongan Nabi Muhammad SAW bagi orang yang mengerjakan shalat Witir.
D.  Keutamaan-keutamaan yang ada dalam  Bulan Ramadhan
1. Keutamaan Bulan Ramadhan
         Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT. beberapa keutamaan dalam bulan ramadhan anatara lain:
a.    Bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an.
b.   Ditutupnya pintu-pintu neraka dan dibukanya pintu-pintu surge bagi orang yang beramal shaleh dibulan ramadhan.
c.    Bulan ramadhan adalah bulan terjadinya perang badar yang menjadi kesuksesan perjuangan kaum muslimin.
d.   Bulan teradinya fathul mekkah yakni menaklukkan kota mekah dan kaum musyrikin.
2.   Keutamaan keutamaan berpuasa di bulan ramadhan.
a.       Puasa adalah perisai atau benteng hawa nafsu.
b.      Puasa dapat memasukkan seseorang ke dalam surge.
c.       Orang yang berpuasa akan dapat pahala yang tidak terhitung nilainya.
d.      Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan zat Allah SWT kelak.
e.       Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT dari bau wangi kasturi.
f.       Berpuasa dan membaca Al-quran akan  memberi syafaat  bagi orang yang menjalankan nya.
g.      Puasa merupakan penghapus doa ( kaffarat).
h.      Orang yang berpuasa akan di bukakan baginya pintunya surge Ar-rayyan.










DAFTAR PUSTAKA
Ling tajudin,dkk. Bina Fikh: Jilid 3 Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (KTSP). Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.2009







Tidak ada komentar:

Posting Komentar